Selasa, 12 Juni 2012

Tugas 05 - KEP 2012 (Wirausahawan yang menginspirasi diri saya)




 Wirausahawan yang paling menginspirasi diri saya yaitu Purdi E. Chandra.
Bagi saya Sosok Purdi E. Chandra kini dikenal sebagai pengusaha yang sukses. Lembaga Bimbingan Belajar (Bimbel) Primagama yang didirikannya bahkan masuk ke Museum Rekor Indonesia (MURI) lantaran memiliki 181 cabang di 96 kota besar di Indonesia dengan 100 ribu siswa tiap tahun.

Bukan suatu kebetulan jika pengusaha sukses identik dengan kenekatan mereka untuk berhenti sekolah atau kuliah. Seorang pengusaha sukses tidak ditentukan gelar sama sekali. Inilah yang dipercaya Purdi ketika baru membangun usahanya.
Kuliah di 4 jurusan yang berbeda, Psikologi, Elektro, Sastra Inggris dan Farmasi di Universitas Gajah Mada (UGM) dan IKIP Yogya membuktikan kecemerlangan otak Purdi.
Hanya saja ia merasa tidak mendapatkan apa-apa dengan pola kuliah yang menurutnya membosankan. Ia yakin, gagal meraih gelar sarjana bukan berarti gagal meraih cita-cita. Purdi muda yang penuh cita -cita dan idealisme ini pun nekad meninggalkan bangku kuliah dan mulai serius untuk berbisnis.
Kini kabarnya Purdi E. Chandra sekarang sudah ada lebih dari 500 cabang Primagama di seluruh indonesia.
Inilah alasan saya memilih Purdi E. Chandra sebagai wirausahawan yang meninspirasi saya untuk membangun rasa keyakinan diri untuk berwirausaha.
Saya percaya kesuksesan bukan ditentukannya dari sekolah kita yang tinggi. tapi kesuksesan ditentukan dari bagaimana cara berfikir kita untuk sukses. Yaitu dengan kerja keras dan optimisme pada wirausaha yang sedang/nantinya dijalani oleh kita. Serta tak lupa Do’a kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Minggu, 22 April 2012

TUGAS-04 KEP 2012- 5 BIOGRAFI para Wirausahawan


Reynold B. Johnson lahir di negara bagian Minnesota, Amerika Serikat, tahun 1906. ia merupakan penemu dari hardisk dan disebut sebagai "father of disk drive". Sesungguhnya, masa kecil dan masa remaja Reynold jauh dari urusan komputer. Di situ pula ia makan bangku sekolahan. Kuliah di University of Minnesota, dia mengambil jurusan administrasi pendidikan. Setelah menuntaskan gelar sarjananya tahun 1929, Johnson mengajar di sebuah sekolah menengah di Ironwood, Michigan. Di sana jadi guru ilmu pengetahuan alam dan matematika. Sekuat tenaga, Pak guru Johnson mencari cara agar matematika yang rumus-rumusnya bikin mumet para murid, bisa lebih mudah dimengerti.




Biografi Dr Fujio Masuoka - Penemu Flashdisk

Fujio Masuoka lahir pada tanggal 8 Mei 1943, di Kota Takasaki, Gunma, Jepang, dia adalah penemu dari flashdisk memory. Ketika ia berusia 10 tahun, ibunya mendorong dia untuk belajar matematika dan menyewa seorang guru pribadi. Pada saat ia berusia 12 tahun, Masuoka berhasil menguasai matematika. Di sekolah tinggi, Masuoka terkonsentrasi pada teori, percaya bahwa kemajuan teknologi atau elektronik dicapai hanya melalui kerja teoritis. Sebagai hasil dari studinya, Masuoka juga mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang ekonomi dan hukum. Beliau meraih gelar Bachelor of Science, Master of Science dan PhD di bidang teknik listrik dari Tohoku University masing-masing di tahun 1966, 1968 dan 1971. Segera setelah lulus, Masuoka bergabung Toshiba Research and Development Center pada bulan April 1971.







Biografi Douglas Engelbart - Penemu Mouse Komputer

Douglas Engelbart lahir pada 30 Januari 1925 di Oregon, Amerika Serikat. Dia adalah penemu dari mouse komputer saat yang digunakan saat ini. Douglas adalah bungsu dari 3 bersaudara anak pasangan Carl Louis Engelbart dan Gladys Charlotte Amelia Munson Engelbart. Setelah lulus dari sekolah menengah Douglas masuk ke Oregon State University. Namun, pada Perang Dunia ke-2, dia masuk angkatan laut dan menjadi teknisi radar di Filipina selama dua tahun. Pada masa itulah, Douglas membaca buku yang memberi inspirasi kepadanya: As We May Think, buku karya Vannevar Bush. Dia kemudian pulang ke Oregon State University dan menyelesaikan kuliah sarjananya di jurusan teknik elektro pada tahun 1948







Biografi Dennis Hayes - Penemu Modem Komputer

Dennis Hayes lahir pada tahun 1950 adalah dia pendiri dari perusahaan Microcomputer Hayes, yang lebih dikenal sebagai perusahaan pembuat modem kemudian telah digunakan di sebagian besar modem yang diproduksi hingga hari ini. Dia meninggalkan Georgia Institute of Technology di pertengahan 1970-an untuk bekerja di sebuah perusahaan komunikasi, National Data Corporation di Atlanta, sebuah perusahaan yang menangani transfer uang elektronik dan otorisasi kartu kredit. Pekerjaan Hayes 'adalah untuk mengatur koneksi modem untuk pelanggan NDC itu. Dia bertemu Dale Heatherington di Perusahaan Data Corporation Nasional.






Biografi Khoirul Anwar - Pemilik Paten Teknologi 4G berbasis OFDM

Professor Khoirul Anwar lahir pada 22 Agustus 1978 di Kediri, Jawa Timur. ia merupakan Putra dari pasangan (almarhum) Sudjianto dengan Siti Patmi seorang petani di kediri. Ayahnya meninggal karena sakit saat ia baru lulus SD tahun 1990. Ayah Khoirul meninggal karena sakit, saat ia baru lulus SD pada 1990. Ibunyalah kemudian berusaha keras menyekolahkannya, walaupun kedua orang tuanya tidak ada yang lulus SD. Sejak kecil, Khoirul hidup dalam kemiskinan. Tapi ada saja jalan baginya untuk terus menuntut ilmu. Misalkan, ketika melanjutkan SMA di Kediri, tiba-tiba ada orang yang menawarkan kos gratis untuknya. Kemudian ia meneruskan kuliah di ITB Bandung Jurusan Teknik Elektro lulus dengan predikat cum laude di tahun 2000.

Selasa, 10 April 2012

Kewirausahaan dan Etika terapan

Kewirausahaan dan Etika Profesi.

KEWIRAUSAHAAN DAN ETIKA TERAPAN
(Tulisan Ilmiah)










Nama Dosen :       Prof. Dr. –ing. Soewarto Hardhienata

Nama penyusun    :           Yudi Wahyudi
Npm                       :           065110055
Kelas                      :           B (Semester 4) / ilkom


PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR 2012






KATA PENGANTAR

 Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas Kewirausahaan dan Etika Profesi dengan berjudul “Kewirausahaan dan Etika Terapan”.
Pembuatan tulisan ilmiah ini diwajibkan untuk memenuhi salah satu syarat matakuliah yang diikuti.
Kami menyadari bahwa tulisan ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan penelitian ini.
 Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam hal ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.




Bogor,10 April 2012
Penyusun;

(Yudi Wahyudi)





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………......................................................... i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………....…….................................. ii
BAB I (Pendahuluan) ……………………………………………………….....................................… 1
        1.1  Latar Belakang…………………......………………………….........................................…. 1
BAB II (Tinjauan Pustaka) …………………………………………………....................................… 2
      2.1 Kewirausahaan (arti) …………………………………………….....................................….. 2
      2.2 Etika Terapan (arti)  ……………………………………......................................................  2
BAB III (Pembahasan)  …………………………………….................................................................4
3.1 Kewirausahaan …………………………………….…………..........….….................................… 4
3.2 Etika Terapan ………...…………………………………..........……...........................………....... 5
BAB IV (Kesimpulan) …...…………………………………………….........…..……..................................… 9
DAFTAR PUSTAKA ……………………………..…….....………………..........….….................................… 10





BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Wirausaha bisa diartikan sebuah kemampuan atau keberanian yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan bisnis atau peluang usaha dan mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan cepat untuk mengambil keuntungan dalam rangka meraih kesuksesan dalam usahannya.
Dan arti dari sebuah Etika yaitu teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal dan cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan tingkah prilaku seseorang dalam hidupnya.
Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang pelru kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita.
Proesi dapat diartikan bahwa profesi sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah pekerjaan belum tentu menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki mekanisme serta aturan yang harus  dipenuhi sebagai suatu ketentuan, sedangkan kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang rumit seperti itu.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kewirausahaan
Anda tentu sering mendengar tentang kata “Wirausaha”, “Kewirausahaan” maupun “Wirausahawan” Apakah yang dimaksud dengan “Wirausaha”, “Kewirausahaan” maupun “Wirausahawan” tersebut? Dan apakah beda ketiga kata tersebut?
Wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber dayasumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih sukses.
Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif.
Sedangkan yang dimaksudkan dengan seorang Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses/meningkatkan pendapatan.
Intinya, seorang Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki jiwa Wirausaha dan mengaplikasikan hakekat Kewirausahaan dalam hidupnya.

2.2 Etika Terapan
Istilah “etika terapan” kedengarannya agak baru, tapi isinya bukanlah sesuatu baru sama sekali dalam sejarah filsafat moral. Sudah sejak Plato dan Aristoteles (filsuf Yunani Kuno) terdapat penekanan yang jelas bahwa etika merupakan filsafat praktis yang ingin memberikan penyuluhan kepada tingkah laku manusia, dengan memperlihatkan apa yang harus dan tidak boleh dilakukan. Dalam abad pertengahan Thomas Aquinas melanjutkan tradisi filsafat praktis ini dengan menerapkannya dibidang teologi moral.
Demikian juga dalam dunia modern, orientasi praktis dan etika berlangsung terus. Pada awal zaman modern muncul etika khusus (ethica spesialis, yang membahas masalah etis tentang suatu bidang tertentu, seperti keluarga dan negara. Etika terapan  yang kita kenal sekarang  sebenarnya tidak lain dari etika khusus itu, yang bermaksud menyorot hal-hal praktis kehidupan manusia. Situasi yang telah berlangsung dalam waktu yang cukup lama tersebut justru mengalami perubahan selama enam dasawarsa pertama abad ke-20.
Pada masa-masa itu sifat praktis dari etika hampir terlupakan, Namun sejak tahun 1960-an situasinya berubah, perhatian pada etika kembali mendapat tempat penting. Bahkan sekarang dapat dikatakan bahwa filsafat moral, khususnya dalam bentuk etika terapan, mengalami masa suatu kejayaan.





BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kewirausahaan
Orang-orang yang memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi dalam hidupnya. Secara epistimologis, sebenarnya kewirausahaan hakikatnya adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat dan kiat dalam menghadapi tantangan hidup. Seorang wirausahawan tidak hanya dapat berencana, berkata-kata tetapi juga berbuat, merealisasikan rencana-rencana dalam pikirannya ke dalam suatu tindakan yang berorientasi pada sukses. Maka dibutuhkan kreatifitas, yaitu pola pikir tentang sesuatu yang baru, serta inovasi, yaitu tindakan dalam melakukan sesuatu yang baru.
Beberapa konsep kewirausahaan seolah identik dengan kemampuan para wirausahawan dalam dunia usaha (business). Padahal, dalam kenyataannya, kewirausahaan tidak selalu identik dengan watak/ciri wirausahawan semata, karena sifat-sifat wirausahawan pun dimiliki oleh seorang yang bukan wirausahawan. Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta maupun pemerintahan (Soeparman Soemahamidjaja, 1980).
Wirausahawan adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup (Prawirokusumo, 1997) Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha (Suryana, 2001).
Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing.

3.2 Etika Terapan
Munculnya Etika Terapan
1.      Muncul dari kepedulian etis yang mendalam
Sudah dalam waktu yang lama etika tampil dalam bentuk etika umum, yang membahas secara teoritis-filosofis perihal baik-buruknya perbuatan manusia dari sudut pandang etis. Akan tetapi, kira-kira empat dasawarsa terakhir perhatian terhadap filsafat moral (etika) berubah drastis. Etika tampil dalam bentuk etika terapan atau kadang disebut filsafat terapan. Pada awal abad 20,  di kawasan berbahasa inggris, khususnya di United Kingdom dan Amerika Serikat etika dipraktekkan sebagai”metaetika”. Ini adalah suatu aliran dalam filsafat moral yang tidak menyelidiki baik buruknya perbuatan manusia, melainkan “bahasa moral” atau ungkapan-ungkapan manusia tentang baik dan buruk.  Aliran meta etika merupakan filsafat moral yang mendominasi enam decade pertama abad ke-20. Baru mulai akhir 1960-an terlihat suatu tendensi lain. Timbul perhatian yang semakin besar terhadap etika. Sekitar saat itu etika mulai meminati masalah-masalah etis yang konkrit. Etika turun dari tempatnya yang tinggi, dan mulai membumi. Perubahan tersebut dapat dikatakan dipicu oleh beberapa factor yang timbul serentak. Diantara beberapa factor itu dapat disebut faktor penting pertama adalah perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi, khususnya dalam sector ilmu-ilmu biomedis. Perkembangan pesat bidang ini telah menimbulkan banyak persoalan etis yang besar. Faktor penting kedua adalah terciptanya semacam “iklim moral” yang mengundang minat baru untuk etika. Iklim baru yang dimaksud berupa munculnya gerakan hak diberbagai bidang, yang secara khusus telah mengundang peran actual dari etika itu sendiri.
2. Gambaran keseriusan perhatian pada etika terapan
Dalam sejarah perjalanan etika atau filsafat moral, dapat dikatakan bahwa belum pernah ada perhatian yang begitu besar terhadap etika seperti  halnya sekarang ini. Sekedar memberikan gambaran besarnya perhatian tersebut, disini dituliskan beberapa fakta yang ada:
q     Di banyak tempat diseluruh dunia setiap tahun diadakan kongres dan seminar tentang masalah-masalah etis.
q     Telah didirikan cukup banyak institut, di dalam maupun di luar kalangan perguruan tinggi, yang khusus mempelajari persoalan-persoalan moral, kerap kali dalam kaitan dengan bidang ilmiah tertentu (ilmu kedokteran, hukum, ekonomi atau yang lainnya)
q     Terutama di Amerika Serikat, etika dalam salah satu bentuk sering kali dimasukkan dalam kurikulum di Perguruan Tinggi.
q     Membanjirnya publikasi mengenai etika terapan yang tidak pernah terpikirkan beberapa dekade yang lalu. Ada cukup banyak majalah ilmiah yang membahas salah satu aspek etika terapan. Seperti: Philosophy and Publik Affairs, Journal of Medical Ethics dll.
q     Pada dekade-dekade terakhir ini tidak jarang jasa ahli etika diminta untuk mempelajari masalah-masalah yang berimplikasi moral.

Metode Etika Terapan

Etika terapan bukanlah suatu pendekatan ilmiah yang pasti seragam. Etika terapan tidak menyediakan metode siap pakai yang biasa dimanfaatkan begitu saja oleh setiap orang yang berkecimpung di bidang ini. Variasi metode dan variasi pendekatan pasti cukup besar di dalamnya. Namun demikian, terdapat empat unsur yang dengan salah satu cara selalu berperanan dalam etika terapan, betapapun besarnya variasi yang dapat ditemui di dalamnya. Dan kalau dikaji lebih dalam, maka sebenarnya keempat unsur ini akan selalu mewarnai pemikiran etis. Artinya, siapa saja yang ingin membentuk suatu pendirian yang beralasan tentang problem-problem etis – juga di luar kerangka etika terapan yang resmi akan mempunyai empat unsur ini. Kempat unsur yang dimaksud adalah:
1. Sikap Awal
Sikap awal merupakan sikap tertentu seseorang terhadap statu hal atau masalah yang dihadapinya. Sikap moral berupa sikap awal ini bisa pro atau kontra atau juga netral, masalah bisa tak acuh, terhadap sesuatu. Sikap awal ini pada umumnya merupakan sikap yang Belum direfleksikan. Artinya, orang Belem memikirkan mengana dia bersikap demikian terhadap masalah itu. Sikap awal ini terbentuk oleh macam-macam faktor yang ikut memainkan peranan dalam hidup seorang manusia, seperti: pendidikan, agama, kebudayaan, watak seseorang, pengalaman pribadi, media massa, kebiasaan, dan lain-lain. Umumnya sikap awal ini orang pertahankan tanpa memikirkannya lebih dalam lagi sampai saat dia berhadapan dengan suatu peristiwa atau keadaan yang menggugah refleksinya. Refleksi yang dilakukan selanjutnya dapat saja mengubah sikap awal tadi atau malah semakin meneguhkannya.
Sikap awal kita menjadi sesuatu yang problematis ketika kita bertemu dengan orang yang memiliki sikap lain tentang masalah yang sama. Kita bisa berbeda pandangan tentang sesuatu hal, umpamanya, tentang hukuman mati eutanasia; atau tentang masalah lebih sederhana, umpamanya tentang tindakan pemberantasan korupsi, tentang penentuan jodoh oleh orang tua, dan sebagainya. Berhadapan dengan sikap awal yang berbeda ini, pemikiran moral kita mulai tergugah, dan pada saat itulah refleksi etis kita mulai berlangsung. Kita mulai merefleksikan sikap awal, kita bertanya lebih dalam mengana kita bersikap demikian terhadap masalah itu; apa alasan yang bisa kita pertanggungjawabkan yang melandasi sikap kita itu;  apakah alasan-alasan itu bisa tahan uji dihadapan berbagai alasan-alasan yang dikemukakan, yang melatarbelakangi sikap orang lain yang berbeda dengan sikap kita; dan sebagainya.


2. Informasi. 
Setelah pemikiran etis tergugah, unsur kedua yang dibutuhkan adalah informasi, yang tentu mempunyai kaitan dengan masalah yang sedang dihadapi. Kita butuh informasi penting dan obyektif mengenai sesuatu hal, dengannya kita bisa mengetahui dengan lebih baik tentang sesuatu yang sedang kita hadapi. Tanpa informasi yang memadai, maka sikap moral kita terhadap sesuatu sulit dipertanggungjawabkan. Kita butuh informasi yang berasal dari sumber yang dapat dipercaya, yang memiliki keahlian dan punya wawasan yang luas. Kalau informasi penting tidak kita dapatkan, maka sikap moral hanya didasarkan atas asumsi-asumsi pribadi, diatas pemikiran subyektif dan bahkan sangat emosional saja. Pentingnya mendapatkan informasi yang memadai merupakan salah satu alasan mendasar mengenai etika terapan harus dijalankan dalam konteks verja sama multidisipliner, berbagai infornasi penting yang Sangat kita butuhkan sebagai landasan obyektif pembentukan sikap yang dapat kita pertanggung jawabkan, dapat kita peroleh.

3. Logika berpikir
Proses pembahasan suatu masalah yang sedang dihadapi harus mematuhi tuntutan berpikir logis-rasional. Ini diperlukan bagi setiap usa pembahasan untuk menghasilkan kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan secara moral. Penerapan prinsip logis-rasional dapat memperlihatkan hubungan antara kesimpulan dengan premis-premis  yang mendahuluinya, dan apakah kesimpulan yang diambil  dapat tahan uji jika diperiksa secara iritis menurut aturan-aturan logika. Logika juga dapat menunjukan kesalahan-kesalahan penalaran deserta inkonsistensi yang barangkali terjadi dalam argumentasi. Penggunaan pemikiran logis-rasional juga sangat diperlukan dalam melakukan perumusan  yang tepat mengenai batasan yang jelas atas topik yang sedang dibicarakan. Diskusi tentang topik-topik etis seringkali menjadi kacau karena tidak dirumuskan dengan jelas apa yang dimaksudkan dengan topik tersebut, sehingga para peserta diskusi mungkin memaksudkan beberapa hal yang berbeda.






BAB IV
KESIMPULAN

Intinya dari Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif.
Etika dibagi menjadi 2 yaitu :
Etika Umum berbicara mengenai norma dan nilai moral, kondisi-kondisi dasar bagi manusia untuk bertindak secara etis, bgmana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika, lembaga-lembaga normatif dan semacamnya.
Etika Khusus adalah penerapan prinsip-prinsip atau norma-norma moral dasar dalam bidang kehidupan yg khusus.





DAFTAR PUSTAKA

Sebagian diambil dari materi downloadan.